Selasa, 05 Mei 2015

laporan Coelenterata




LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVERTEBRTA

PHYLLUM COELENTERATA



OLEH
                                                     NAMA                       : EVA FAJRI 
                                                     NIM                            : 13 106 020 
                                                     LOKAL                     : BIOLOGI A 
                                                     KELOMPOK             : II (DUA)


DOSEN PEMBIMBING
LIZA MEINI FITRI, MS.i


ASISTEN PENDAMPING
KENDATI IRWANDI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2015


HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Asisten Pratikum Taksonomi Invertebrata menyatakan bahwa: setelah  melihat, membaca, meneliti dan mempertimbangkan secara seksama, maka dengan ini mengesahkan Laporan praktikum Taksonomi Hewan Invertebrata Semester Genap Tahun Akademik 2015 Yang disusun oleh:

Kelompok II:
                                                           Eva Fajri          : 13 106 020



Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan laporan praktikum taksonomi invertebrata.


                                                                                   Batusangkar, 4 Mei2015
                                                                                     Asisten Pendamping


                                                                                        Kendati Irwandi
                                                                                        NIM. 12106028




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dengan menggerakkan mata hati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan  kuliah lapangan pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi. Serta salawat dan salam kepada Nabi Muhammad  SAW yang telah membawa  kita dari alam  kebodohan ke alam  yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari teman–teman dan pihak lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Dosen pembiming Liza Meini Fitri, M.Si
2.      Asisten mata kuliah Taksonomi Invertebrata
Penulis menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan in dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.


Batusangkar, 4 Mei 2015
Penulis


  EVA  FAJRI
              NIM. 13106020




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Taksonomi hewan invertebrata adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkatan taksa hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan-hewan ini terdiri dari Protozoa yaitu hewan bersel satu  dan  Metazoa yaitu hewan bersel banyak. Kedua jenis hewan ini sangat banyak berkembang di kehidupan manusia.
Coelenterata merupakan salah satu jenis hewan invertebrata. Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani “Coilos” yang berarti rongga dan “Enteron” yang berarti usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi disebut hewan berongga.
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah. Organisme ini memiliki dua tipe yakni tipe Polip dan Medusa untuk bentuk polipspesies ini tidak dpat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Jumlah spesies yang banyak dari coelenterata memiliki bentuk yang berbagai macam dan species yang beragam oleh karena itu adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.

1.2 Tujuan Praktikum
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah: mengenal objek coelenterata, menempatkan objek coelenterata pada kedudukan taksonominya, dan mengenal habitat coelenterata.

1.3  Manfaat praktikum
Berdasarkan tujuan praktikum diatas. Adapun manfaat dari pelaksaaan praktikum ini adalah: Dapat mengetahui obyek-obyek coelenterata, dapat menempatkan obyek coelenterata pada kedudukan taksonominya, dapat mengenal habitat coelenterata.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Karakteristik Coelenterata
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani “Coilos” yang berarti rongga dan “Enteron” yang berarti usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut Coelenterons. Kelompok hewan berongga Coelenterata mempunyai bentuk tubuh seperti tabung. Bentuk tubuhnya beragam , tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya menghadap ke dasar laut. (mukayat:1989).
Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dalam kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan ke seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh (Maskoeri : 1992).
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat  dalam proses pencernaan. ( Sugiarto : 2005 )
Secara garis besar ciri-ciri coelenterata adalah memiliki tubuh simetri radial atau biradial, longitudinal  aksis dengan sisi oral dan aboral (tidak punya kepala). Mempunyai dua tipe individu : polyp dan medusa. Bagian tubuh terdiri atas Eksoskeleton dan endoskeleton : kitin, kapur atau beberapa komponen proteinTubuh terdiri dari sel-sel yang terorganisasi membentuk jaringan, diploblastik (epidermis dan gastrodermis, mesoglea. Mempunyai sel jelatang disebut dengan nematocyst. Tentakel disekitar mulut atau ujung oral. Rongga gastrovascular atau enteron. Jaringan saraf dengan sinapsis simetris dan asimetris dengan organ sensori . Sistim muskuler : epitheliomuscular. Sistim ekskretori dan respirasi tidak ada. Reproduksi aseksual: tunas (polyp) dan seksual : gamet (medusa), bentuk larva planula. Sebagian besar hidup di laut dan beberapa spesies hidup di air tawar dengan jumlah species + 10.000 spesies.
Susunan tubuh dari coelenterata adalah yang pertama bagian Epidermis dimana pada bagian ini terdiri atas Sel epitheliomuscular yang berfungsi untuk melindungi tubuh dan kontaraksi  otot. Sel intersisial yang berfungsi untuk membentuk sel, cnidoblast, seksual, tunas saraf. Sel sensori yang berfungsi untuk menerima rangsangan kimia dan tactile dan Sel jelatang yang berfungsi untuk mengeluarkan racun dapat melumpuhkan mangsa. Yang kedua adalah Gastrodermis  yang terdiri atas Sel nutrisi yang berfungsi untuk mencerna makanan (intraseluler) dan Sel glandular yang berungsi untuk mensekresikan enzim pemcernaan. ( yusmnah : 2007)
Tubuh coelenterata bersifat radial simetris yang dapat berbentuk globular dan spherikal. Bersifat diplobaltik. Pada kedua lapisan tubuhnya tersebut masing-masing dilapisi oleh sel-sel jelatang. Tubuhnya hanya dilengkapi dengan mulut, tetapi tanpa anus dan di sekitar mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi sebagai alat penangkap mangsa, alat penggerak dan alat pertahanan. Saluran pencernaan makanan tidak sempurna, merupakan sistem gastrovaskuler. Saluran syarafnya masih primitif, terdiri dari anyaman-anyaman sel syaraf yang tersebar secara difusi dan belum mempunyai pusat susunan syaraf. Sel-sel syarafnya belum berkutub, dan neurit yang dimiliki hanyalah tonjolan-tonjolan badan sel syaraf saja / prosesus. (Sugiarto : 2005).
Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain. Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni.
Reproduksi seksual dilakukan dengan bertemunya sperma dan ovum.Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh ovarium.Coelenterata meliputi berbagai macam hewan air, misalnya hewan tumbuhan (hewan yang nampakanya seperti tumbuhan), Aurelia aurita, binatang karang, anemone laut, polip dan lain-lain. ( yusminah : 2007)
Adapun cara mendapatkan makanan hewan ini adalah Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel).Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus Dalam sel endodermis terjadi pencernaan intraseluler (di vakuola makanan), zat makanan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi dan untuk  keberlangsung respirasi dan ekskresi berlangsung pada hewan ini dengan ciri-ciri, belum memiliki organ khusus, Pada bagian basal (ujung aboral) terdapat, banyak penumpukan sisa ekskresi,Respirasi dan ekskresi secara difusi melalui  seluruh permukaan tubuhnya. (Maskoeri : 1992).

2.2  Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Ketiga kelas dari  filum ini memiliki ciri-ciri masing-masing sesuai dengan namanya, dan habitatnya ketiga kelas ini memiliki spesies yang banyak juga.
Kelas Hydrozoa, Hydrozoa berasal dari bahasa yunani “Hydro” yang berarti air dan “zoa” yang berarti hewan sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Adapun ciri-ciri hydrozoa secara umum adalah: Hidup di air tawar atau air laut, cara hidup hydrozoa yaitu dengan berkoloni, organisme ini mempunyai bentuk tubuh seperti silinder dan dapat bergerak di bebatuan untuk menangkap makanan. Setelah berhasil menangkap makanannya  dimasukannya kedalam tubuh melalui Hipostom (Mulut), perkembang biakannya dilakukan secara aseksual dan seksual.Contoh hydrozoa yaitu : Hydra dan Obelia
Hydrozoa Terdiri atas beberapa ordo, perbedaan dari ordo-ordo ini berdasarka kepada ciri-ciri polip nya. Pertama Ordo Hydrozoa secara umum memiliki ciri-ciri Polip berkembang, sedangkan medusa tidak berkembang atau tidak memiliki statocyst. Terdiri atas beberapa sub ordo yaitu: Sub ordo Anthomedusae, Sub ordo Leptomedusae, Sub ordo Limnomedusae. Kedua Ordo Hydrocorallina, secara umum memiliki ciri-ciri berupa polip kecil dengan  rangka dari zat kapur memiliki dua sub ordo yaitu: Sub ordo Milleporina, Sub ordo Stylasterina. Ketiga Ordo Trachylina, secara umum dengan Polip yang hampir punah, medusa besar, mempunyai statocyt, tentaculocyst, gonad pada radial canal. Ordo ini memiliki tiga sub ordo yaitu:  Sub ordo Trachymedusae, Sub ordo Nacromedusae, Sub ordo Pteromedusae, Sub ordo Pteromedusa. Keempat Ordo Siphonophora, secara umum memiliki ciri-ciri tubuh besar, tidak ada tentakel, nematocyt banyak, hidup dilaut tropis. Contoh spesies: Physalia pelagica, Velella, Porpita
Kelas Scyphozoa, Scyphozoa dalam bahasa yunani, “scyph” berarti mangkuk, “zoa” berarti hewan, memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan Aurelia aurita. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Ciri-ciri Scyphozoa secara umum adalah: Berukuran besar, banyak di pantai pantai sebagai ubur ubur.dan hidup di  laut, alat pencernaannya berupa saluran bercabang, bagian tepinya di kelilingi tentakel, disekitar mulutnya terdapat empat lengan yang dilengkapi dengan Nematokist yang berfungsi untuk melemahkan mangsa, sistem saraf berbentuk anyaman.
Scyphozoa terdiri atas beberapa ordo. Pertama Ordo Straumedusae (Lucernariida). Dengan ciri-ciri berbentuk seperti gelas terbalik , Menempel pada ganggang Contoh spesies: Lucernaria, Halyclistus. Kedua Ordo Cubomedusae (Carydeida). Dengan ciri-ciri berbentuk seperti kubus, Tentakel 4 atau 4 kelompok, Hidup dipantai tropis dan subtropis Contoh spesies: Charybdaea, Tamoya. Ketiga Ordo Coronatae (Peromedusae). Dengan ciri-ciri berbentuk seperti payung atau pensi Hidup di laut dalam Contoh spesies: Periphyla, Nausithue, Linuche. Keempat Ordo Discomedusae. Dengan ciri-ciri berbentuk seperti payung, punya lengan panjang dikenal dengan Aurelia aurita hidup di pantai.
Kelas Anthozoa, Anthozoa dalam bahasa yunani “anthus” yang berarti bunga dan kata “zoa” yang berarti hewan. Dengan ciri-ciri memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Ciri-ciri Scyphozoa secara umum adalah: Berbentuk mirip bunga, memiliki warna beraneka ragam, memiliki tentakel dalam jumlah yg banyak,kelipatan  8, hewan ini hidup di air laut yang jernih, tidak memiliki bentuk medusa dan juga yang berbentuk polip yang sangat langka. (Sugiarto : 2005)




BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan tempat
Praktikum taksonomi hewan invertebrata tentang phyllum coelenterata dilaksanakan pada hari Senin, tanggal  23 Maret 2015. Pukul 10.35 – 12.15. Praktikum dilaksanakan di gedung L.1.3  Laboratorium Zoologi  FMIPA STAIN Batusangkar.

3.2. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum  ini adalah mikroskop, gelas penutup, loupe, laritan HCL, dan bahan yang digunaka adalah Hydra, Aurelia aurita dan Coelenterata yang lain.

3.3. Cara kerja
Untuk pengamatan Hydra. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mencari Hydra di alam pada air yang jernih, menggenang atau sedikit mengalir yang ditumbuhi enceng gondok atau tumbuhan lain dan tidak banyak ikan. Ambil akar enceng godok atau akar tumbuhan air yang lain dari beberapa tempat, kemudian masukkan kedalam botol atau wadah lain yang tidak tembus cahaya, tutup dan berilah sedikit celah yang terbuka. Diamkan selama semalam, dan amati bagian akar yang dekat dengan lubang. Biasanya Hydra akan menempel pada akar yang ada dekat lubang cahaya masuk. Ciri-ciri Hydra  berwarna hijau transparan, bagian ujung berlengan, ukuran antara 0,3 - 1,0 cm. Ambillah Hydra dengan pipet, letakkan pada gelas obyek dan amati dengan mikroskop. Gambar stuktur morfologis Hydra dan beri keterangan bagian-bagianya. Buatlah klasifikasinya. Untuk pengamatan Aurelia aurita ataupun coelenterata lain pengamatannya dilakukan dengan pengamaa kemudian di gambar, diteliti dan diberi keterangan-keterangan serata buatlah klasifikasi taksonominya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1            Aurelia aurita
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum   : Cnidaria
Class        : Scyphozoa
Ordo        : Decapoda
Family     : Aureliae
Genus      : Aurelia
Spesies    : Aurelia aurita
(Linneus : 1758)

Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pengamatan Aurelia aurita. Aurelia aurita ini di temukan di pantai tiku padang pariaman. Aurelia aurita berbentuk seperti payung yang memiliki empat tentakel pada bagian ujung bawah pada tepi-tepinya. Pada objek yang kami amati sangat jelas tampak gonads dari Aurelia aurita tersebut. Terdapat 6 buah gonads di sekelilingnya. Dan juga terlihat mulut yang memanjang kebawah disebelah tengah-tengah dai gonads tersebut. Yang mana mulut tersebut langsung berhubungan dengan alat pencernaan lainnya. Pada bagian- bagian Aurelia aurita ada yang namanya gastrovascular, masoglea dan gastrodermia. Warna dari Aurelia aurita ini putih bening. Karena Aurelia aurita ini hidup di laut maka untuk keberadaannya d luar laut maka ia lama kelamaan akan bisa hilang sendiri menjadi air. Aurelia aurita ini parasit pada hewan lain. Jadi jika banyak terdapat Aurelia aurita ini lautan maka para nelayan aka kesusahan mencari ikan. Karena Aurelia aurita ini sangat berpengaruh pada ikan atau hewan lainnya yang berada di laut.
Pengamatan pada kelas scypozoa yaitu Aurelia aurita terlihat bagian morfologi  tubuhnya seperti jeli (agar-agar).  Bentuk tubuh dari Aurelia aurita tampakm seperti payung ,dan bagian tubuhnya terdiri dari velum, mulut, tentakel pelindung dan payung dalam. Struktur tubuh dari Aurelia aurita terdiri dari dua bentuk yaitu polip dan medusa yang mengelami pertunasan, pada bagian tengah struktur tubuh  Aurelia aurita terdapat mulut yang digunakan untuk memasukkan mangsa yang kemudian memasukannya ke dalam manubrium dalam proses pencernaan makanan, selain itu juga ditemukan manubrium yang bercabang empat dan memanjang oral lobu yang berenda yang digunakan sebagai tempat prosescreproduksi.  Bagian luar dari tubuh Aurelia aurita berbentuk seperti payung yang bersifat gelatin dimana pada tepinya terdapat deretan tentakel yang disebut tentakel pelindung yang berfungsi melindungi Aurelia aurita dari musuh, sedangkan bentuk luar yang menyerupai payung digunakan untuk melindungi bagian dalam dari tubuh Aurelia aurita itu sendiri  ( Radiopoetro.2002)
Ciri-ciri morfologi dari Aurelia aurita antara lain: tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia aurita berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan Aurelia aurita berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
Sedangkan ciri-ciri anatominya, Aurelia aurita memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat  empat   mulut pusat.  Aurelia aurita memiliki tentakel pinggiran tepi. Aurelia aurita berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di tas.  Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong Aurelia aurita ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi.  Pada  Aurelia aurita dengan  berbentuk piring  ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat. (Animalia, Scribd, 2012)




4. 2 Hydra sp
Klasifikasi
Kingdom  : Animalia
Phyllum    : Cnidaria
Class         : Hydrozoa
Ordo          : Anthomedusae
Familly      : Hydridae
Genus        : Hydra
Spesies       : Hydra sp


Pada praktikum yang dilakukan mengenai pengamatan Hydra sp, praktikan tidak dapat menemukannya. Karena speies nya yang sukar untuk didapatkan. Hydra sp  dapat ditemukan pada akar eceng gondok, karena Hydra sp hidup menempel pada akar tumbuhan air. Hydra sp termasuk phyllum coelenterata pada kelas hydrozoa. Hydra sp juga mempunyai tentakel sperti halnya dengan Aurelia aurita. Tubuh dari Hydra sp juga memiliki gastrovascular, mesoglea dan gastrodermis. Karena kami tidak menemukan hasil dari Hydra sp ini maka ada kesulitan kami mendeskripsikan Hydra sp yang di pratikumkan.
Bentuk tubuh Hydra sp seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra sp antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 4-6 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler. (Toharudin, 2001)
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra sp baru. (Sutarno, 2009)





BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum invertebrata ini adalah sebagai berikut :
1.    Coelanterata merupakan hewan yang didalam tubuhnya terdapat rongga saluran pencernaan. Objek yang kami pratikumkan yaitu Aurellia aurita dan Hydra sp
2.    Aurellia aurita termasuk kelas scypozoa yang memiliki ciri-ciri tubuhnya lunak bewarna putih, punya empat tentakel, terdapat gonads, dan di antara gonads tersebut pada bagian tengah terdapat mulut yang terhubung dengan saluran pencernaan. Bagian tubuhnya ada gastrovascular, mesoglea dan gastrodermis.
3.    Sedangkan Hydra sp kami tidak menemukannya pada saat pratikum jadi kami tidak bisa mendeskripsikan hydra ini. Hydra sp termasuk kedalam kelas hydrozoa.
4.    Peranan dari Aurellia aurita ini adalah dapat digunakan untuk membuat tepung Aurelia aurita kemudian diolah untuk bahan kosmetik dan sebagai bahan makanan.

5.2 Saran
Bagi praktikan hendaknya menjaga alat dan bahan laboratorium saat parktikum dengan sebaik-baiknya agar alat dan bahan yang ada dilaboratorium tersebut masih dapat digunakan untuk praktikum selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Hala,Yusminah. . 2007.  Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Suwignyo,Sugiarto.  2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya
Maskoeri, Jasin. 1992. Sistematika Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Radiopoetro.2002. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Sutarno, Nono, dkk. 2009. Zoologi Invertebrata. Jakarta : UPI
Toharudin, Uus. 2001. Zoologi Invertebrata : Prisma Press
Anonim. Animalia. http://www.scribd.com/doc/2012 (diakses 24 maret 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar